Satu hari di pertengahan November, aku mendapat BBM dan SMS sama2 dari Angga adik kelasku masa kuliah dulu di Teknik Industri UGM. Isinya bahwa Angga ini mau order kue untuk sahabatnya yang bernama Qbol. Awalnya hendak order cake coklat dengan dekorasi The Gift Minty Chocolate Cake. Setelah aku iyakan dan konfirm harga, tiba2 sehari kemudian Angga mengganti jenis orderannya menjadi Cake berbentuk kamera.
Gedubraaaaak, ooooh tidaaaaaak!!! Aku dengan jujur sejujurnya menjawab bahwa aku belum bisa kreasi cake dengan teknik fondan apalagi dengan cake yang dibentuk dengan carving. Dan sejujurnya lagi aku takut menerima tantangan ini. Aiiiiih, dasar Angga ini adik kelas yang nakal suka memaksa, hampir tiap hari Angga SMS dan BBM tentang cake kamera ini, aku merasa diterooooor!!!! Huaaaa, padahal aku hendak mengerjakan proyek besar bulan November yaitu kue hantaran ulang tahun sebanyak 50 box. Pikiranku bercabang gara2 teror dari Angga *kalo deket mau kujewer telinganya*. Untuk menggertak Angga pun aku keluarkan jurus maut : Cake pake Fondan itu ekspektasi rasanya ga seperti cake biasa lho Ngga, rasa sih menang cake/tart pake krim biasa, tapi harganya lebih mahal lho cake pake cover fondan itu. Eeeeeh dijawab Angga : "Kalau mbak Lian bisa menyajikan cake kamera yang bagus, aku pun ga masalah dengan harganya... Gubraaaaak oh Anggaaaaaaa!!!! Apa daya, aku hanya bisa menjawab : Baiklah aku coba tapi alternatif akhir kalau cake kamera gagal, detik2 akhir aku akan buatkan cake coklat saja ya. Deal alias Sepakat deh.... Motivasi dari Angga menerorku : "Mbak Lian harus bisa tantangan ini!!"
Kukosongkan pikiranku dari tanggal 15-18 November untuk menyelesaikan proyek besar bulan November supaya bs maksimal. Tapi tetap saja Angga rajin BBM dan SMS aku, bikin galau beneran nih anak.... Akhirnya setelah melewati tanggal 18 November, aku siapkan pertempuran dengan fondan untuk tanggal 24 November, sembari aku mengerjakan orderan2 kue lainnya. Mana pula suamiku dinas, jadi pikiran tidak bisa kubagi dengan belahan hatiku itu.
Tanggal 22 November, Angga mengantarkan kamera aselinya untuk tujuan dipinjamkan supaya bisa diduplikasi. Waktu mengantarkan kameranya pun aku hanya berpesan "Maaf Ngga ngga usah masuk rumah ya, soalnya suamiku lagi dinas". Untungnya Angga ini memahami dan langsung capcuss pulang setelah menyerahkan kamera yang ditaruh rapi dalam dry box yang dilengkapi butiran2 silica gel dan higrometer untuk mengatur kelembaban udara di dalam drybox tersebut. Owwwwwh sungguh panas dingin badanku memegang drybox tersebut, serasa memegang berlian lima kilo.
Sesaat setelah Angga pulang, aku masuk kamar dan kubuka dryboxnya, kuamati setiap lekuk dan tekstur dari kamera tersebut. ada bagian rahang putaran gasket yang kuputar untuk melihat tekstur di sebaliknya. Lalu kudapati BBM : "Mbak, bagian yang ada puteran2nya jangan diotak atik ya".
Huaaaaaaa, Anggaa kenapa ga bilang dari tadi... Langsung kubalas : "Ngga, udah kuputer nih gimana dong".
Dibalas lagi, tombolnya mengarah ke mana mbak? MF ato AF?"
Lalu aku jawab : "MF Ngga".
"Ooh nggak papa Mbak asala jangan dilepas lensanya ya" balas Angga.
"Oke Ngga"... jawabku..
Hadeeeeeeeh senam jantung beneran nih....
Tanggal 23 November siang pukul 12.00 wita, suamiku pulang dari dinas luar kota. Jadi untung sekali ada yang handle anak2, karena suamiku bawa oleh2 mainan banyak jadinya anak2 bs aman lama sama abinya. Waktu tersebut aku gunakan untuk mulai mengolah fondan dan memahat kue yang sudah kupersiapkan sebelumnya. Pahatan demi pahatan base cake kamera pun jadi dan untuk lensanya aku gunakan rollcake. Malam harinya pun suamiku mengajak duo krucilku Ibrahim dan Iskandar untuk keliling bontang, jadilah aku bisa konsentrasi di rumah sendirian mengerjakan kamera.
 |
| Bakul Kuenya difoto sama om Angga |
 |
| Kamera aseli dan tiruannya - Nampak sama nyata beda |
Salam Hangat Penuh Semangat
~Goncang Dunia dengan Potensimu
Lian Cake
Tidak ada komentar:
Posting Komentar